impian pernah kukemas sambil berpaling
lapis demi lapis tahun kutanam ia
sekaligus memasungku dalam sendiri
yang cuma mengurai sepiku
pada cangkang kosong
pada tanah basah
pada kayu lapuk
saat langit menderaskan hujan
di mana tak ada onggokan nyala
tempat unggun mulai mencipta bahasa
seperti Thales mengagumi air
kini kupunguti kata bagai benih berharga
kusemai yang tersisa
merawat yang kuncup
menulis pada lembar daunnya
berdiang pada kata-kata
hingga terakan makna
bagi separuh perjalanan tersisa
Susy Ayu
27 Juni 2010
Rahim Kata Kata
Tulisan adalah jagad kecil tempat kehidupan dibagi. Susy Ayu menulis untuk itu.
Selasa, 03 Agustus 2010
SEPERTI MAKASSAR, KINI KUTERENGGUT OLEH BISUMU
di muara Jeneberang kumenunggu
sebelum kangen mengutukku menjadi batu batu Sombaopu
yang kau susun untuk tak bercakap denganku
apa yang kau saksikan, kekasih?
ketika tak lagi kau tiupkan angin yang menghangat
selain bandar-bandar karam
dan legenda kakek moyangku yang dicuri para pengembara
; cinta-cinta yang kelu
surat-surat Galileo kepada Karaeng Patingaloang
yang entah sampai ke tangan siapa
Susy Ayu
27 Juni 2010
sebelum kangen mengutukku menjadi batu batu Sombaopu
yang kau susun untuk tak bercakap denganku
apa yang kau saksikan, kekasih?
ketika tak lagi kau tiupkan angin yang menghangat
selain bandar-bandar karam
dan legenda kakek moyangku yang dicuri para pengembara
; cinta-cinta yang kelu
surat-surat Galileo kepada Karaeng Patingaloang
yang entah sampai ke tangan siapa
Susy Ayu
27 Juni 2010
Kau Adalah Paru-Paruku Yang Sebelah
pada akhirnya kita saling berteriak
menentukan siapa yang paling benar
bergemuruh seperti orang yang berjihad
sementara gelombang terus mengikis karang
yang kita pahat dengan air mata
menjadi serpihankah kita ?
menghampar di tepian
bersama batuan samudera remuk oleh ombak
membentuk pasir-pasir menghalus
dengan perahu-perahu kandas di atasnya
terkadang kita melakukan kesalahan
untuk sebuah alasan yang benar
tetapi pilar pilar maafku telah kubangun
menuntun jalanmu untuk pulang
aku akan menyembuhkan lukamu
sepenuh-penuh keyakinanku
sebagaimana selama ini telah kutukar
sebelah paru-paruku denganmu
Susy Ayu
28 Juni 2010
menentukan siapa yang paling benar
bergemuruh seperti orang yang berjihad
sementara gelombang terus mengikis karang
yang kita pahat dengan air mata
menjadi serpihankah kita ?
menghampar di tepian
bersama batuan samudera remuk oleh ombak
membentuk pasir-pasir menghalus
dengan perahu-perahu kandas di atasnya
terkadang kita melakukan kesalahan
untuk sebuah alasan yang benar
tetapi pilar pilar maafku telah kubangun
menuntun jalanmu untuk pulang
aku akan menyembuhkan lukamu
sepenuh-penuh keyakinanku
sebagaimana selama ini telah kutukar
sebelah paru-paruku denganmu
Susy Ayu
28 Juni 2010
DI PERJAMUAN
ini darahku, sesap baik-baik
dan ini dagingku, congkel lagi sekepal
di luar, sepi telah resah berkerumun
bagikan saja
dan jangan berduka
sebab tiap sajak,
cuma gema di getsemani
tidak, jangan berduka!
aku cuma seorang kekasih
yang bimbang menunggu
di kayu salibmu
Susy Ayu
9 Juli 2010
dan ini dagingku, congkel lagi sekepal
di luar, sepi telah resah berkerumun
bagikan saja
dan jangan berduka
sebab tiap sajak,
cuma gema di getsemani
tidak, jangan berduka!
aku cuma seorang kekasih
yang bimbang menunggu
di kayu salibmu
Susy Ayu
9 Juli 2010
DAUN DAUN MILIK KITA
Daun-daun di hamparan rerumputan
ceritakan kisah yang datang terlambat
setitik air bergoyang di helainya
membuka pejam sepiku
saat engkau melintas
dirimu memantul padanya
berkacalah, sebelum musim berganti
: meresap aku ke dalam akarmu
Susy Ayu
3 Agustus 2010
ceritakan kisah yang datang terlambat
setitik air bergoyang di helainya
membuka pejam sepiku
saat engkau melintas
dirimu memantul padanya
berkacalah, sebelum musim berganti
: meresap aku ke dalam akarmu
Susy Ayu
3 Agustus 2010
Jumat, 25 Juni 2010
Langganan:
Postingan (Atom)